Mental health atau kesehatan mental adalah segala kondisi yang mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial. Hal tersebut yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa dan bertindak. Kesehatan mental juga menentukan cara seseorang dalam menangani stres, menghadapi orang lain, dan menentukan pilihan. Kesehatan mental merupakan salah satu hal yang sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Individu yang dinilai sehat secara mental tidak semata-mata orang yang bebas dari gangguan jiwa. Menurut World Health Organization (WHO), menyatakan bahwa individu yang sehat secara mental adalah individu yang dapat menyadari setiap potensi yang ia miliki, mampu mengelola stres yang wajar, dapat bekerja secara produktif, serta mampu berperan dalam komunitasnya. Oleh karena itu, kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Gangguan mental di lingkungan kerja sayangnya masih sering dianggap sebagai sesuatu yang kurang penting, dan bukan merupakan bagian dari gangguan kesehatan. Karyawan yang mengalami gangguan mental pun sering kali dianggap sebagai orang yang ‘suka mencari perhatian’ atau orang yang ‘lebay’. Stigma itulah yang menyebabkan orang enggan untuk menyampaikan bahwa dirinya mengalami gangguan mental. Padahal, dampak dari gangguan mental itu tidak kalah besar jika dibandingkan dengan dampak akibat gangguan kesehatan fisik, di mana, gangguan mental pada karyawan dapat mempengaruhi performa kerjanya, kapabilitas, produktivitas. Selain itu, berdasarkan studi yang ada, karyawan yang mengalami gangguan mental cenderung lebih mungkin menderita gangguan kesehatan fisik, seperti di antaranya nyeri otot, tulang, dan sendi, gangguan pencernaan, gangguan jantung, gangguan pernafasan, gangguan sistem imun, dan beberapa penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi.
Bahaya psikososial merupakan bahaya non fisik yang dapat timbul karena adanya interaksi dari aspek-aspek desain kerja, tanggung jawab pekerjaan, organisasi serta lingkungan sosial di tempat kerja yang berpotensi menimbulkan gangguan psikologi.
Pentingnya mengetahui bahaya psikososial adalah agar produktivitas kerja dapat tetap terjaga. Hal ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu
- Aspek kesehatan, mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang timbul akibat faktor-faktor yang ada di tempat kerja salah satunya tekanan kerja. Seseorang yang tertekan, emosionalnya cenderung lebih impulsif yang akan mempengaruhi sistem kerja jantung memompa lebih cepat dan berdampak pada sistem saraf.
- Aspek keselamatan, mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat stres. Stres memiliki risiko lebih besar untuk terjadinya kecelakaan kerja, misalnya akibat tekanan dari atasan seorang karyawan tidak fokus dalam berkendara saat perjalanan dinas, akibatnya terjadi kecelakaan atau bisa jadi pada sisi lain seorang pekerja tidak melihat rambu-rambu keselamatan di lokasi kerja karena dituntut hasil kerja cepat, akibatnya seorang pekerja tersebut mengalami kecelakaan kerja.
Sikap yang diperlukan agar terhindar dari stres psikososial.
- Open mind, cobalah untuk mendengar nasihat dari rekan kerja. Cobalah melihat masalah dari sisi yang berbeda. Bersikap tertutup hanya akan menutup peluang.
- Sharing, jangan memendam masalah. Cobalah sharing dengan relasi untuk membantu memecahkan masalah dan memberikan solusi. Apabila khawatir masalah Anda tersebar, cobalah untuk konseling dengan HRD Anda.
- Skala prioritas, buat daftar pekerjaan Anda kemudian tentukan skala prioritas yang dapat dipertimbangkan dari segi waktu yang telah ditentukan, tingkat urgensi, dan kemampuan diri.
- Pendekatan, mendekatkan diri pada sumber/akar masalah dapat membantu mengurangi tekanan stress. Misalnya, ketika Anda mendapat tekanan dari atasan, cobalah untuk melakukan pendekatan dengan cara menanyakan solusi atas permasalahan yang ada atau dengan membangun hubungan yang harmonis.
Stay Healthy, Stay Safe, Stay Happy