Di tengah perkembangan industri yang pesat, memahami dan mengelola risiko kesehatan di tempat kerja menjadi semakin krusial. Occupational cancer, atau kanker akibat kerja, merupakan salah satu risiko serius yang seringkali luput dari perhatian. Seperti dikertahui, penyakit kanker dapat terjadi di hampir semua organ atau jaringan tubuh. Kanker dimulai ketika sel-sel abnormal tumbuh tak terkendali dan melampaui batas, yang dapat menyerang bagian tubuh yang berdekatan atau menyebar ke organ lain. Kanker akibat kerja disebabkan oleh pajanan zat kimia karsinogenik yang terdapat di lingkungan kerja, seringkali tanpa disadari oleh pekerja maupun pemberi kerja. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang apa itu occupational cancer, mengidentifikasi sumber-sumber pajanan, memahami dampak kesehatan yang ditimbulkannya, dan mengeksplorasi langkah-langkah pencegahan yang efektif untuk mengurangi risiko ini.
Occupational cancer adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis kanker yang disebabkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh pajanan zat karsinogenik yang ada di tempat kerja. Pajanan ini biasanya terjadi dalam jangka waktu yang panjang, seringkali lebih dari 10 tahun, sebelum gejala kanker mulai muncul. Zat karsinogenik bisa berupa bahan kimia, debu, radiasi, atau kondisi kerja tertentu yang memicu perubahan sel menjadi sel kanker. Kanker akibat kerja mencakup berbagai jenis kanker, tergantung pada jenis pajanan dan bagian tubuh yang terpengaruh. Memahami dan mengenali sumber pajanan di tempat kerja merupakan langkah awal yang penting dalam mencegah terjadinya occupational cancer.
Lingkungan kerja, terutama di sektor industri seperti pertambangan, manufaktur, dan konstruksi, sering kali mengandung logam berat dan zat karsinogenik lainnya yang berpotensi menyebabkan occupational cancer.
Dalam upaya mencegah occupational cancer, perusahaan harus mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi pekerja dari pajanan zat karsinogenik. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat diimplementasikan:
- Identifikasi dan Evaluasi Risiko
Langkah pertama adalah melakukan identifikasi dan evaluasi risiko yang terkait dengan keberadaan logam berat dan zat karsinogenik lainnya di tempat kerja. Ini melibatkan peninjauan proses kerja, bahan yang digunakan, dan potensi sumber pajanan.
- Edukasi Pekerja seperti Training K3
Memberikan pelatihan dan edukasi kepada pekerja tentang bahaya logam berat dan zat karsinogenik lainnya serta cara menghindarinya. Ini termasuk pelatihan tentang penggunaan APD yang benar dan praktik kerja yang aman.
- Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD)
Menyediakan dan memastikan penggunaan APD yang sesuai, seperti masker respirator, sarung tangan, dan pakaian pelindung, untuk pekerja yang berisiko terpajan.
- Monitoring Lingkungan Kerja
Melakukan monitoring lingkungan kerja secara berkala untuk memantau tingkat pajanan dan memastikan bahwa kondisi kerja tetap dalam batas yang aman. Ini termasuk pengukuran konsentrasi zat karsinogenik di udara dan evaluasi efektivitas kontrol yang telah diterapkan.
- Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala menjadi kunci dalam deteksi dini potensi efek negatif pajanan karsinogenik terhadap kesehatan pekerja. Melalui pemeriksaan ini, pekerja dapat mengetahui kondisi kesehatan mereka secara lebih akurat dan mengambil langkah pencegahan atau pengobatan lebih lanjut jika diperlukan. Pemeriksaan kesehatan berkala dapat mencakup screening untuk kanker tertentu, tes fungsi ginjal, pemeriksaan sistem pernapasan, dan monitoring biologis (melalui spesimen darah, rambut atau urin) untuk mendeteksi adanya zat karsinogenik dalam tubuh.