Mengangkat barang sering dianggap sebagai aktivitas sederhana, tetapi jika dilakukan dengan cara yang salah, dapat menyebabkan nyeri punggung bawah (low back pain), cedera otot/tulang belakang, hernia atau saraf terjepit, keseleo (sprain) pada pergelangan tangan atau bahu. Faktanya, 60% cedera di tempat kerja disebabkan oleh kesalahan saat mengangkat atau membawa barang (Bureau of Labor Statistics).
Teknik Dasar Mengangkat Barang yang Benar (LIKE Technique)
Gunakan prinsip “LIKE” (Lift It Right, Keep Ergonomics):
a. Posisi Kaki & Tubuh
Berdiri dekat dengan beban, pastikan kaki membentuk kuda-kuda (satu kaki sedikit di depan).
– Tekuk lutut, bukan pinggang (jangan membungkuk!).
– Pegang barang dengan erat, gunakan seluruh telapak tangan, bukan hanya jari.
b. Gerakan Mengangkat
– Angkat secara perlahan
dengan kekuatan kaki (bukan punggung).
– Jaga beban dekat dengan tubuh (semakin jauh, semakin berat beban dirasakan tulang belakang).
– Hindari memutar badan saat mengangkat – putar seluruh tubuh jika perlu.
c. Saat Menurunkan Barang
– Tekuk lutut kembali, jangan membungkuk.
– Letakkan barang perlahan, jangan dilepas tiba-tiba.
Teknik Lanjutan yang Jarang Diketahui
a. “Golfer’s Lift” (Untuk Barang Ringan)
– Jika mengambil sesuatu yang ringan (misal: kertas terjatuh), satu kaki diangkat ke belakang untuk menjaga keseimbangan dan mengurangi tekanan di punggung.
b. “Power Zone” Principle
– Bawa beban dalam zona antara pinggang dan dada (jangan di bawah lutut atau di atas bahu).
c. “Team Lift” untuk Beban Berat
– Jika barang terlalu berat, minta bantuan rekan. Koordinasi penting agar gerakan serempak.
d. Gunakan Alat Bantu
– Gunakan trolley, dolly, atau meja kerja adjustable untuk mengurangi beban manual.
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari :
– Membungkuk sambil memutar badan.
– Mengangkat barang di atas bahu (risiko jatuh & cedera leher).
– Menahan napas saat mengangkat (harus bernapas normal).
– Memaksakan diri saat barang terlalu berat.
Keselamatan dalam mengangkat barang dimulai dari teknik dasar yang benar. Dengan menerapkan prinsip ergonomis dan menghindari kebiasaan berisiko, kita bisa bekerja lebih aman dan produktif tanpa cedera. Safety First – lebih baik hati-hati daripada menyesal.
