Listrik dan perangkat elektronik yang merupakan kebutuhan vital di perkantoran modern, namun seringkali kita lupa akan potensi bahayanya. Risiko seperti sengatan listrik, korsleting, hingga kebakaran bisa terjadi akibat kabel rusak, stopkontak overload, atau perawatan alat yang kurang baik. Data menunjukkan 20% kebakaran kantor disebabkan oleh masalah listrik yang sebenarnya bisa dicegah. Oleh karena itu, penting bagi seluruh karyawan untuk memahami prinsip keselamatan listrik demi menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.
Salah satu ancaman utama dari listrik adalah sengatan listrik (electrocution), yang dapat terjadi akibat kontak langsung dengan kabel terbuka, peralatan rusak, atau penggunaan stop kontak yang tidak aman. Selain itu, korsleting listrik dapat memicu kebakaran, terutama jika terjadi overloading pada stop kontak, kabel yang terkelupas, atau peralatan elektronik yang tidak memenuhi standar keamanan. Bahaya lain termasuk kerusakan perangkat elektronikakibat tegangan tidak stabil atau penggunaan yang tidak sesuai prosedur, yang tidak hanya mengganggu produktivitas tetapi juga berpotensi menimbulkan insiden lebih serius.
Langkah Pencegahan Kecelakaan Listrik dan Penggunaan Alat Elektronik yang Aman di Kantor
1. Pemeriksaan Alat Elektronik dan Kabel Secara Berkala.
- Inspeksi Visual Harian/Mingguan: Periksa kondisi fisik alat elektronik dan kabel sebelum digunakan. Pastikan tidak ada kerusakan seperti kabel terkelupas, steker longgar, atau tanda terbakar.
- Tes Fungsi Dasar: Pastikan perangkat menyala dengan normal tanpa suara aneh, bau terbakar, atau panas berlebih.
- Pengecekan oleh Teknisi: Jadwalkan pemeriksaan berkala (3-6 bulan sekali) oleh teknisi listrik bersertifikat untuk memastikan keamanan instalasi.
2. Penggunaan Peralatan Listrik yang Aman.
- Hindari Overloading: Jangan mencolokkan terlalu banyak perangkat ke satu stop kontak atau menggunakan multi-socket secara berlebihan.
- Matikan dan Cabut Saat Tidak Digunakan : Terutama saat pulang kantor atau akhir pekan untuk mengurangi risiko korsleting.
- Gunakan Alat Pelindung: Seperti surge protector (penstabil tegangan) untuk perangkat penting (komputer, server).
3. Penataan Kabel yang Rapi dan Aman.
- Organisir Kabel: Gunakan cable tray atau pengikat kabel untuk menghindari kabel berantakan dan terinjak.
- Jauhkan dari Sumber Panas/Air: Pastikan kabel tidak bersentuhan dengan radiator, air, atau area lembap.
- Labelisasi: Beri label pada kabel untuk memudahkan identifikasi dan pemeliharaan.
4. Prosedur Darurat dan Pelaporan
- Laporkan Kerusakan :Segera laporkan kabel terbuka, percikan api, atau perangkat yang terlalu panas ke tim maintenance.
- Tahu Lokasi MCB/APAR : Pastikan semua karyawan tahu cara mematikan listrik darurat dan menggunakan APAR jenis C.
5. Edukasi dan Kesadaran Karyawan
- Safety Briefing Rutin: Sampaikan update terkait keselamatan listrik dalam toolbox meeting.
- Pemasangan Poster: Tempel panduan visual di dekat area kerja untuk mengingatkan bahaya listrik.
Dengan memahami potensi bahaya listrik dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang telah dibahas, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan terhindar dari risiko kecelakaan terkait kelistrikan. Mari kita semua berkomitmen untuk selalu waspada, mematuhi prosedur keselamatan, serta saling mengingatkan apabila menemukan kondisi yang tidak aman.