Manajemen risiko sangat penting untuk memastikan keamanan dan kesehatan pekerja, perlindungan lingkungan, serta kelancaran operasional perusahaan. Dua metode yang sering digunakan dalam manajemen risiko adalah HAZOP (Hazard and Operability Study) dan HAZID (Hazard Identification). Meskipun keduanya bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya, namun terdapat perbedaan antara HAZOP dan HAZID. Artikel ini akan membahas perbedaan antara kedua metode tersebut dan mengapa penting untuk memahami perbedaannya dalam mengelola risiko.
Proses Analisis Bahaya dapat dilakukan dengan berbagai metode, di antaranya HAZOP dan HAZID. Baik HAZID dan HAZOP keduanya menjadi alat analisis risiko yang digunakan di tempat kerja. Namun, mereka adalah prosedur terpisah dengan tujuan berbeda. Ketahui perbedaan HAZOP dan HAZID lewat penjelasan berikut ini:
HAZOP (Hazard and Operability Study) digunakan untuk mengidentifikasi kelainan di lingkungan kerja dan menentukan akar penyebabnya. HAZOP adalah teknik analisis bahaya yang digunakan dalam persiapan penetapan keamanan pada sistem untuk keberadaan potensi bahaya.
Tujuan dari penggunaan HAZOP adalah untuk menentukan apakah proses penyimpangan dapat mendorong ke arah kejadian yang tidak diinginkan. HAZOP berurusan dengan operasi tempat kerja yang komprehensif dan kompleks, yang jika terjadi malfungsi dapat menyebabkan cedera signifikan atau hilangnya nyawa.
Mamfaat HAZOP pada Perusahaan:
- Mengatasi kemungkinan bahaya dalam operasi bisnis.
- Mempelajari insiden masa lalu yang memiliki kemungkinan konsekuensi bencana.
- Meningkatkan frekuensi sampling dan pengujian.
- Mengatasi faktor yang dikendalikan manusia.
- Mengatasi konsekuensi dari tindakan pengendalian yang gagal, termasuk kemungkinan risiko kesehatan dan keselamatan.
HAZID (Hazard Identification) merupakan alat analisis risiko umum yang dirancang untuk memperingatkan manajemen tentang segala ancaman dan bahaya di lokasi kerja sesegera mungkin. Bahaya yang teridentifikasi diklasifikasikan berdasarkan kemungkinan terjadinya dan tingkat keparahan konsekuensinya.
Prosedur HAZID umumnya memeriksa semua sumber bahaya potensial selama kegiatan desain proyek, konstruksi, instalasi, dan dekomisioning. Setelah prosedur selesai, laporan HAZID berfungsi sebagai catatan permanen yang dapat menjadi rujukan sesuai kebutuhan.
Mamfaat HAZID:
- Mengidentifikasi potensi bahaya.
- Menilai kemungkinan konsekuensi dari bahaya.
- Mengidentifikasi perlindungan yang ada.
- Merekomendasikan metode pencegahan, pengendalian, atau mitigasi.
- Memberi masukan risiko dan saran keselamatan untuk desain dan manajemen keselamatan.
- Memiliki draf pedoman yang jelas untuk penyaringan kejadian kecelakaan.
HAZOP menjadi proses terdokumentasi dengan baik yang merupakan bagian dari Penilaian Risiko Kuantitatif (QRA). Sementara HAZID, dapat dilakukan di tingkat unit dan tidak memerlukan banyak dokumentasi.