Pemikiran bahwa pengalaman yang lama secara otomatis menjamin keselamatan adalah asumsi yang berbahaya dan perlu kita waspadai bersama. Pengalaman memang memberikan kita pengetahuan, keahlian, dan kepercayaan diri yang berharga, namun ia juga dapat menjerumuskan kita ke dalam jebakan kepercayaan diri yang berlebihan (overconfidence). Rasa nyaman yang muncul dari rutinitas yang telah lama dijalani seringkali membuat kita menjadi komplasen—mulai menganggap remeh risiko, melewatkan langkah-langkah keselamatan, atau mengambil jalan pintas karena merasa “tidak pernah terjadi apa-apa”. Padahal, sejarah mencatat bahwa banyak kecelakaan justru terjadi pada situasi yang dianggap sudah biasa dan dikuasai, di mana kewaspadaan kita sedang berada pada titik terendah.
1. Bahaya Kepercayaan Diri yang Berlebihan (Overconfidence)
Pengalaman bisa menciptakan rasa nyaman yang berlebihan. Kita mulai menganggap remeh risiko, melewatkan langkah-langkah keselamatan karena merasa “tidak pernah terjadi apa-apa”. Padahal, kecelakaan sering kali terjadi justru pada situasi yang dianggap sudah biasa dan dikuasai. Kewaspadaan kita menurun, dan itu adalah saat yang paling berbahaya.
2. Kondisi yang Selalu Berubah
Pengalaman di masa lalu tidak selalu bisa mengantisipasi kondisi yang berubah di masa kini. Peralatan bisa aus, lingkungan kerja bisa berbeda, dan faktor manusia seperti kelelahan atau gangguan konsentrasi bisa terjadi pada siapapun, tanpa peduli seberapa berpengalamannya mereka. Mengandalkan pengalaman saja tanpa menilai kondisi terkini adalah sebuah risiko.
3. Komplasen: Musuh Keselamatan yang Tersembunyi
Rasa puas diri dan kecenderungan untuk mengambil jalan pintas (shortcut) adalah dampak dari komplasen. Pengalaman bukanlah perisai yang bisa menangkal kecelakaan. Justru, seringkali para pekerja senior yang terjebak dalam kebiasaan lama yang mungkin sudah tidak lagi memenuhi standar keselamatan terbaru.
4. Standar Keselamatan Terus Berkembang
Prosedur dan alat pelindung diri (APD) terus disempurnakan berdasarkan insiden dan temuan terbaru. Apa yang dianggap aman 10 tahun lalu mungkin sudah tidak lagi berlaku sekarang. Pengalaman harus disertai dengan kemauan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan protokol keselamatan yang mutakhir.
Pengalaman bukan jaminan keselamatan, melainkan alat yang harus digunakan dengan bijak. Justru, pengalaman seharusnya membuat kita semakin waspada dan rendah hati, menyadari bahwa risiko dapat muncul bahkan dalam situasi paling familiar. Keselamatan adalah proses dinamis yang membutuhkan komitmen terus-menerus untuk belajar, mengikuti prosedur, dan saling mengingatkan. . Mari jadikan pengalaman kita sebagai dasar untuk menjadi lebih waspada, bukan lebih percaya diri. Karena tujuannya tetap satu: memastikan setiap orang pulang dengan selamat.
Salam Safety!