Tidur yang cukup bukan hanya kebutuhan biologis, namun juga merupakan bagian penting dari keselamatan kerja. Kurang tidur dapat menurunkan fokus, memperlambat reaksi, dan meningkatkan risiko kesalahan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan. Dalam lingkungan kerja apa pun—kantor, workshop, gudang, maupun proyek—kondisi tubuh dan pikiran yang segar menjadi faktor utama yang menentukan apakah seseorang dapat bekerja dengan aman.
Kurang tidur terbukti dapat menurunkan kemampuan mengambil keputusan, koordinasi gerak, serta kecepatan respon terhadap situasi berbahaya. Hal ini membuat pekerja lebih mudah lengah, salah membaca situasi, atau gagal mengikuti SOP dengan benar. Bahkan, beberapa kecelakaan besar di dunia industri berkaitan dengan kelelahan pekerja. Ini membuktikan bahwa istirahat yang cukup adalah bagian penting dari manajemen risiko.
Dampak kurang tidur juga terlihat pada kondisi tubuh: mudah sakit, rentan stres, dan cepat lelah. Kondisi ini tidak hanya menurunkan produktivitas, tetapi juga meningkatkan risiko injury, terutama saat melakukan pekerjaan fisik, mengoperasikan mesin, atau bekerja di area berisiko tinggi. Pekerja yang kurang tidur bisa menunjukkan gejala seperti mengantuk saat bekerja, sering menguap, sulit fokus, dan mudah marah—semuanya merupakan tanda bahaya (red flag) bagi keselamatan.
Untuk menjaga keselamatan kerja, pekerja dianjurkan tidur minimal 7–8 jam setiap malam, menjaga pola tidur yang konsisten, menghindari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur, dan tidak memaksakan lembur bila kondisi tubuh tidak memungkinkan. Perusahaan juga perlu mendukung kebijakan kerja yang tidak memaksa pekerja terus beraktivitas dalam keadaan lelah karena fatigue adalah silent hazard.
Kesimpulannya, tidur cukup adalah langkah sederhana namun sangat efektif untuk mencegah human error, meningkatkan kecepatan berpikir, menjaga kesehatan fisik, serta memastikan setiap orang bekerja dengan aman. Ingat: tidak ada produktivitas tanpa istirahat yang cukup. Keselamatan dimulai dari tubuh yang mampu bekerja dengan optimal.