Near Miss atau Hampir Celaka merupakan kejadian tidak terencana yang berpotensi menyebabkan cedera, penyakit, atau kerusakan properti, namun berhasil dihindari secara kebetulan. Konsep ini didasarkan pada Teori Domino Heinrich yang menjelaskan bahwa dibalik satu kecelakaan besar terdapat 29 kecelakaan kecil dan 300 near miss yang mendahuluinya. Pemahaman ini menunjukkan bahwa near miss sebenarnya adalah peringatan dini yang berharga sebelum terjadi kecelakaan yang sesungguhnya.
Tujuan utama pelaporan near miss adalah sebagai sistem peringatan dini untuk mendeteksi bahaya potensial, sarana pembelajaran organisasi untuk mengidentifikasi kelemahan sistem, serta dasar untuk pencegahan proaktif sebelum terjadi kerugian yang lebih besar. Selain itu, pelaporan near miss juga berperan penting dalam pengembangan budaya keselamatan dan menyediakan data berharga untuk peningkatan berkelanjutan program keselamatan.
Fakta dan data menunjukkan rasio Heinrich 300:29:1 yang artinya setiap 300 near miss dapat berpotensi menyebabkan 29 kecelakaan ringan dan 1 kecelakaan besar. Studi OSHA membuktikan perusahaan yang menerapkan near miss reporting mengalami penurunan angka kecelakaan hingga 50%. Namun sayangnya, data internasional menunjukkan hanya 20-30% near miss yang dilaporkan di sebagian besar industri, padahal 70% kecelakaan besar memiliki riwayat near miss yang tidak ditindaklanjuti.
Dampak negatif jika near miss tidak dilaporkan sangat serius, mulai dari kesalahan yang sama akan terus terulang, potensi kecelakaan serius yang semakin besar, kerugian finansial akibat biaya investigasi dan downtime, dampak hukum akibat kelalaian, hingga menurunnya moral tim m.
Dalam lingkungan kantor yang sering dianggap ‘aman’, near miss justru sering kali diabaikan. Padahal, potensi bahaya tetap ada dan dapat berdampak serius. Mari kita lihat bagaimana menerapkan pelaporan near miss dalam aktivitas kantor sehari-hari.
Contoh Near Miss di Kantor:
1. Hampir tersandung kabel laptop yang melintas di area jalan
2. Hampir terjatuh karena lantai lobby yang licin setelah dipel
3. Lemari arsip nyaris roboh saat mengambil dokumen
4. Kursi hampir patah saat diduduki
5. Stop kontak terlihat mengeluarkan percikan api
Langkah Implementasi:
1. Sistem Pelaporan Sederhana :
– Form online yang dapat diakses via smartphone
– Kotak laporan di dekat pantry atau area umum
– Email khusus untuk laporan near miss
2. Respons Cepat :
– Tim HSE/Office Boy segera menangani laporan
– Perbaikan maksimal 2 jam setelah laporan
– Konfirmasi tindakan kepada pelapor
3. Budaya Pelaporan :
– Tidak ada penyalahgunaan terhadap pelapor
– Apresiasi untuk laporan yang konstruktif
– Diskusi rutin dalam meeting mingguan
Dengan melaporkan near miss, kita bukan hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga menjaga keselamatan rekan kerja. Ingat, keselamatan adalah tanggung jawab kita bersama, bahkan di lingkungan kantor sekalipun.